Minggu, 22 April 2012

ANTARA UJIAN DAN KESABARAN


ANTARA UJIAN DAN KESABARAN
Ponda Samarkandi


Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:"Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta”. (QS. Al-Ankabut[29]: 3).
Kebanyakan orang mengira bahwa apabila ia beriman akan selamatlah kehidupannya dari berbagai bentuk cobaan dan ujian dan tidak akan datang kepadanya hal-hal yang menggoyahkan keimanannya, padahal kenyataannya adalah seperti yang mereka kira dan kondisinya seperti yang mereka sangka, tidak ada bedanya orang yang tulus beriman dengan yang sekedar pura-pura dan orang yang berada di atas kebenaran dengan para pengekor kebatilan. Oleh karenanya sudah menjadi salah satu dari ketetapan (sunnatullah) terhadap orang-orang terdahulu, menurunkan cobaan dan ujian kepada mereka dengan kesenangan dan kesulitan, kesempitan dan kelapangan, senang dan susah, kekayaan dan kemiskinan dan berbagai bentuk fitnah dan cobaan yang lainnya.

KPUM GELAR DEBAT KANDIDAT CALON KETUA DEMA DAN WAKIL DEMA STAIN PALANGKA RAYA




Tiga pasang calon Ketua DEMA dan Wakil Ketua DEMA STAIN Palangka Raya/ mengikuti debat antar kandidat yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM)  pada senin (12/4)  yang bertempat di Aula STAIN Palangka Raya. Kegiatan debat kandidat ini dimaksudkan sebagai sarana agar mahasiswa STAIN Palangka Raya dapat mendengar visi dan misi calon kandidat.

DO’A SUMBER KEKUATAN


DO’A SUMBER KEKUATAN
Oleh: Ponda Samarkandi


Di dalam menjalani kehidupan yang kompleks ini seringkali kita didera berbagai macam kesulitan, dalam keadaan yang rentan ini hanya Allahlah yang dapat memberikan pertolongan. Kebanyakan orang ketika mendapatkan kesulitan mereka tenggelam dalam kesedihan yang mendalam, menjadi murung, gelisah tak ada arah, pikiran menjadi kacau, sehingga dapat memunculkan perbuatan yang dilarang oleh syariat. Tidak jarang orang bisa menghalalkan segala cara bahkan ada yang keluar dari agama islam hanya untuk keluar dari himpitan kesulitan tersebut, padahal kesulitan merupakan sarana untuk dapat menguatkan hati, menghapuskan dosa, menghancurkan sifat ujub dan mengubur dalam-dalam kesombongan. Kesulitan hidup juga dapat meluluhkan kelalaian, menyalakan lentera zikir, menjaga hati dengan bersabar. Kesulitan juga merupakan pelajaran terhadap kelalaian yang telah diperbuat, menjadikan kita taat beribadah, dan dapat membuat kita meminta pertolongan serta jalan keluar dari kesulitan yang mendera kehidupan kita.

Jumat, 20 April 2012

HUMOR ALA RASULULLAH

HUMOR ALA RASULULLAH
Oleh: Ponda Samarkandi


Memang tidak bisa dipungkiri, di saat-saat tertentu kita memang membutuhkan bercanda agar tercipta suasana rileks dan santai untuk mengendurkan urat syaraf, menghilangkan rasa pegal dan capek sehabis beraktivitas. Diharapkan setelah itu badan kembali segar, mental stabil, semangat beraktivitas bangkit kembali, sehingga produktifitas semakin meningkat. Hal ini tidak dilarang selama tidak berlebihan. Namun yang menjadi pertanyaan bercanda yang bagaimanakah yang diperbolehkan oleh Rasulullah?
 Rasulullah SAW pun adalah orang yang humoris. Beliau sering mengajak istri dan para sahabatnya bercanda dan bersenda gurau untuk mengambil hati serta membuat mereka gembira. Namun canda beliau tidak berlebihan, tetap ada batasnya. Bila tertawa, beliau tidak melampaui batas tetapi hanya tersenyum. Begitu pula dalam bercanda, beliau tidak berkata kecuali yang benar. Sebagaimana yang diriwayatkan dalam beberapa hadits yang menceritakan seputar bercandanya Rasulullah SAW. Seperti hadits dari ‘Aisyah ra, “Aku belum pernah melihat Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa terbahak-bahak hingga kelihatan amandelnya, namun beliau hanya tersenyum.” (HR. Bukhari dan Muslim)

BAHAYANYA SIFAT EGOIS

BAHAYANYA SIFAT EGOIS
Oleh: Ponda Samarkandi

Di dalam kehidupan ini, banyak manusia yang meanggap dirinya lebih dari orang lain, baik itu dari segi ilmu, kekayaan, derajat dan lainnya. Hal tersebut merupakan wujud dari keaku-akuan seseorang. Keaku-akuan adalah sifat yang dimiliki manusia dengan menganggap dirinya lebih dari orang lain dan meremehkan orang lain, karenanya orang yang beraku-aku itu seringkali menolak kebenaran, apalagi bila kebenaran itu datang dari orang yang kedudukannya lebih rendah dari dirinya, Rasulullah Saw bersabda: “Sombong itu adalah menolak kebenaran dan dan menghina orang lain” (HR.Muslim).